Okurigana (送り仮名) adalah akhiran kana di belakang akar kanji pada bahasa Jepang. Okurigana digunakan untuk menunjukkan bacaan kanji yang diinginkan. Okurigana juga dipakai untuk menuliskan infleksi (misal infleksi bentuk negatif). Pada penggunaan modern, okurigana hampir selalu ditulis dengan hiragana. Katakana dulunya juga umum digunakan untuk okurigana.
Okurigana digunakan untuk menunjukkan cara membaca kanji yang memiliki banyak bacaan. Karena suatu kanji, terutama yang paling umum, bisa digunakan untuk banyak kata, okurigana yang ditulis setelah kanji membantu pembaca untuk mengetahui kata yang dimaksud.
上がる (agaru)
"memanjat/menyelesaikan", 上 dibaca "a"
上る (noboru)
"memanjat/naik", 上 dibaca "nobo"
Contoh pada kanji 下 (bawah):
下さる (kudasaru)
"memberi", 下 dibaca "kuda"
下りる (oriru)
"turun", 下 dibaca "o"
Infleksi
Adjektiva di bahasa Jepang menggunakan okurigana untuk memuat berbagai informasi tata bahasa. Berikut diberikan contohnya untuk kanji 長 (panjang):
長い (nagai)
Panjang (bentuk positif)
長くない (nagakunai)
Tidak panjang (bentuk negatif)
長かった (nagakatta)
Dulu panjang (bentuk positif, lampau)
長くなかった (nagakunakatta)
Dulu tidak panjang (bentuk negatif, lampau)
Verba mengikuti pola yang sama. Arti dasarnya ditulis menggunakan kanji dan infleksinya ditulis menggunakan okurigana. Inilah contohnya untuk kanji 食 (makan):
食べる (taberu)
Makan (bentuk positif)
食べない (tabenai)
Tidak makan (bentuk negatif)
食べた (tabeta)
Telah makan/dulu (kemarin, tadi pagi, dsb.) makan (bentuk positif, lampau)
食べなかった (tabenakatta)
Belum makan.
sumber : www.wikipedia.org
No comments:
Post a Comment